Monday, July 13, 2009

Kampung Gila

"Emang nggak punya adab tuh kampung,"
gitu protes temenku-panggil aja mbak, waktu kami lagi antri wudhu.
"emang kenapa mbak?" tanyaku.
mulailah ia bercerita.
Mbakku ini suatu ketika sedang liburan di rumah pamannya. di suatu kampung di daerah Muara Bulian, Jambi. nah, waktu di sana, ada tetangga pamannya yang hajatan. anak nya nikahan. jadi warga kampung pada ngumpul deh ngeramain acara. acaranya mewah banget. makanannya enak-enak.
Tapi, setelah pulang dari tempat itu, mbakku cuma bisa mengurut dada en nggak habis pikir. kok bisa ada kampung yang kayak gini.
"kalau ada yang mau berdakwah di sana, inysaAllah gede banget deh pahalanya,"
bukan tanpa alasan mbakku bilang begitu. dia bercerita bahwa, semua pria dewasa en remaja di kampung itu pada mabuk2an. pihak tuan rumah memfasilitasi dengan memberi berbotol-botol bir secara gratis. yah, hanya beberapa yang nggak ikutan. ironisnya, tidak ada yang melarang mereka. ritual minum-minuman keras itu sudah dianggap biasa di sana. kalau nggak minum baru aneh.
para isteri sudah biasa melihat suami mereka pulang dalam keadaan teler. anak-anak biasa melihat ayahnya memegang botol bir. pun ketika malam hajatan tadi, mempelai pria tengah asyik mabuk-mabukan, dengan mempelai wanita tertawa-tawa dan berjoget-joget di sebelahnya. na'udzubillahiminzalik.
ternyata dalam anggaran pelangsungan pernikahan itu, 25 juta rupiah dianggarkan hanya untuk membeli minuman bir untuk para tamu. g ada rasa malu, asing, ataupun dosa. biasa aja.
mabakku itu geram sekali. dia terus menasehati adik sepupunya agar jangan sampai ikut arus kemaksiatan.
Kalau suatu kaum sudah mengacuhkan larangan Allah maka kita lihat saja apa yang akan terjadi.

1 comment:

  1. yg tinggal situ (yg masih waras) hijrah aja, coz adzab turun gak hanya ngenai org2 zhalim. waspadalah, waspadalah!

    ReplyDelete